Saturday, March 4, 2017



KONSEP AKUNTANSI MANAJEMEN

Hasil gambar untuk konsep akuntansi manajemen

Akuntansi manajemen merupakan cabang akuntansi yang memasok informasi yang dibutuhkan oleh para manajer guna pengambilan keputusan rutin maupun keputusan khusus.Para manajer merupakan orang-orang dalam di sebuah organisasi, dan yang bertanggung jawab mengarahkan serta mengendalikan kegiatan-kegiatannya.
1.     Organisasi dan Tujuannya
Organisasi adalah sekelompok orang dengan karakteristik sebagai berikut :
v  Mereka mempunyai tujuan bersama
v  Ada pembagian tenaga kerja yang jelas
v  Segmen-segmen organisasi diintegrasikan dengan sistem pengambilan keputusan berdasarkan informasi
v  Kelompok orang yang memiliki kesinambungan sepanjang waktu  
Organisasi tidak dapat berjalan mulus tanpa adanya manajemen. Manajemen merupakan kalangan pimpinan organisasi . Di dalam manajemen terdapat hierarki manajer dimana direktur utama bertengger di puncak dan  manajer unit bisnis maupun departemen seksi berada di bawahnya. Pada hakikatnya manajer menjalankan empat fungsi pokok di dalam organisasi :
v  Perencanaan   :  Perusahaan yang sukses senantiasa mempersiapkan masa depannya dengan menentukan secara cermat tujuan-tujuann financial maupun nonfinansialnya melalui fungsi perencanaan.
v  Pengorganisasian dan pengarahan  :  Dalam fungsi pengorganisasian (organizing), manajer memutuskan bagaimana caranya memadukan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya yang dimiliki oleh organisasi, sehingga rencana organisasi dapat digulirkan.
Dalam fungsi pengarahan (directing), manajer mengawasi aktivitas harian dan menjaga supaya organisasi tetap berfungsi dengan baik.
v  Pengendalian  (Controlling):  Merupakan proses pemastian bahwa rencana manajemen diterapkan secara berhasil.
v  Pengambilan Keputusan   :  Fungsi pengambilan keputusan merupakan inti proses manajemen. Dalam pengambilan keputusan, manajer berusaha membuat pilihan rasional di anatara alternatif yang tersedia.

2.     KEGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI
Informasi adalah data yang sudah diolah ke dalam suatu bentuk yang bermakna bagi penerima dan yang nilainya riil atau dirasakan bagi tujuan yang dikehendaki, sejauh berguna bagi akuntan manajemen.
Informasi akuntansi manajemen dikelola dalam suatu sistem, yaitu sistem informasi akuntansi manajemen. Sistem informasi akuntansi manajemen adalah sistem informasi yang menghasilkan output dengan menggunakan input dan memprosesnya untuk mencapai tujuan khusus manajemen.Tidak ada suatu kriteria formal yang menjelaskan sifat dari input atau proses, bahkan ouput dari sistem informasi akuntansi manajemen. Kriteria tersebut bersifat fleksibel dan tergantung pada tujuan tertentu yang hendak dicapai manajemen. Sistem akuntansi manajemen mempunyai tiga tujuan utama:

1.  Menyediakan informasi untuk pembiayaan jasa, produk dan obyek lain yang menjadi kebutuhan/kepentingan manajemen.
2.    Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan.
3.      Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.

Mengingat pentingnya informasi akuntasi manajemen ini, manajer dan penguna lainnya harus mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Apapun bentuk orgasasinya, baik perusahaan manufaktur maupun perusahaan jasa, manajer harus memiliki kemampuan yang cukup dalam menggunakan informasi akuntansi.

3.        Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Secara garis besar, akuntansi dibagi ke dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen.Tujuan utama akuntansi keuangan adalah untuk menyajikan informasi kepada pihak eksternal perusahaan, misalnya investor dan kreditor.Adapun tujuan akuntansi manajemen adalah menyajikan informasi kepada pihak internal, yaitu manajemen perusahaan.Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi juga memiliki dua subsistem utama, yaitu sistem akuntansi keuangan dan sistem akuntansi manajemen. Di lain pihak, sistem informasi akuntansi merupakan subsistem dari sistem informasi manajemen perusahaan secara keseluruhan.

Akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen memiliki kesamaan, yaitu:
v   Keduanya dibangun atas dasar pertanggungjawaban (stewardship). Manajemen sebagai wakil perusahaan harus mempertanggungjawabkan keuangan dan operasional perusahaan kepada semua pihak yang berkepentingan. Akuntansi keuangan berkaitan dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sedangkan akuntansi manajemen berkaitan dengan satuan-satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan pertanggungjawaban yang lebih terinci.

v   Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu sistem akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yang terpisah. Selain karena penyelenggaraan dua sistem yang terpisah dilarang oleh pihak yang berwenang, hal tersebut juga akan sangat mahal untuk diimplementasikan karena memerlukan buku-buku akuntansi, waktu dan tenaga ekstra.

Berbagai perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen dapat dirangkum dalam tabel 1.1berikut ini:
Tabel   1.1
Perbedaan
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Keuangan
1.     Target pengguna


2.     Batasan input dan proses


3.    Target Pengguna


4.       Batasan input dan proses

Berfokus pada penyediaan informasi untuk untuk pengguna internal

Tidak terikat aturan tertentu



Berfokus pada penyediaan informasi untuk pengguna internal

Tidak terikat aturan tertentu
Berfokus pada penyediaan informasi untuk pengguna eksternal

Pelaporan akuntansi keuangan harus mengikuti prosedur akuntansi yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang (Bapepam & IAI di Indonesia)

Berfokus pada penyediaan
informasi untuk pengguna eksternal

Pelaporan akuntansi keuangan harus mengikuti prosedur akuntansi yang ditetapkan oleh pihak yang berwenang (Bapepam & IAI di Indonesia)

Perbedaan
Akuntansi Manajemen
Akuntansi Keuangan

5.         Jenis informasi




6.        Orientasi Waktu



7.        Tingkat Agregasi




8.        Kedalaman




9.        Keakuratan vs Tepat waktu

10.    Verifikasi vs Relevansi


Informasi keuangan & non keuangan, dimungkinkan juga informasi yang bersifat subjektif

Menekankan pada informasi tentang peristiwa di masa depan

Evaluasi internal dan pembuatan keputusan dilakukan berdasarkan informasi yang sangat detail

Melibatkan aspek ekonomi manajerial, teknik industri dan ilmu manajemen (bersifat multidisipliner)

Lebih menekankan pada ketepatwaktuan

Lebih menekankan pada
relevansi terhadap perencanaan dan pengendalian

Informasi keuangan yang bersifat objektif



Mencatat dan melaporkan peristiwa yang sudah terjadi (data historis)

Informasi yang disediakan berfokus pada kinerja perusahaan secara keseluruhan


Lebih spesifik




Lebih menekankan pada keakuratan

Lebih menekankan pada kemampuan verifikasi

4.        Perkembangan Akuntansi Manajemen
Sebagian besar prosedur penentuan harga produk (product costing) dan prosedur akuntansi internal yang digunakan di abad ini dikembangkan pada tahun 1880-1925. Pada tahun 1925, prosedur akuntansi manajemen lebih menitik beratkan pada penentuan biaya sediaan (inventory costing) untuk pelaporan eksternal. Pada tahun 1950an – 1960an,  dilakukan beberapa usaha untuk meningkatkan pemanfaatan secara manajerial dari sistem biaya tradisional. Pada tahun 1980an-1990an, diketahui bahwa banyak praktik akuntansi manajemen tradisional yang sudah tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan manajerial. Tindakan signifikan mulai dilakukan untuk mengubah konsep dan praktik akuntansi manajemen agar manajemen dapat meningkatkan mutu dan produktivitas serta mengurangi biaya dalam lingkungan bisnis yang semakin kompetitif. Ini menandai dimulainya era akuntansi manajemen kontemporer.
Fokus Terkini dalam Akuntansi Manajemen
Lingkungan bisnis yang berubah begitu cepat sangat mempengaruhi perkembangan konsep dan praktik akuntansi manajemen. Akuntansi manajemen harus mampu menyediakan informasi yang memungkinkan manajer untuk berfokus pada nilai pelanggan (customer value), manajemen mutu total (total quality management), kompetisi berbasis waktu (time based competition) dan pemanfaatan teknologi informasi.

v  Activity Based Management. Manajemen berbasis aktivitas adalah suatu sistem yang luas dan terintegrasi yang berfokus pada perhatian manajemen terhadap aktivitas, bertujuan untuk meningkatkan nilai pelanggan dan laba yang dihasilkan.
v  Orientasi pada Pelanggan. Orientasi pada pelanggan merupakan perbedaan antara apa yang diperoleh pelanggan (kepuasan pelanggan) dengan apa yang diberikan oleh pelanggan (pengorbanan pelanggan)
v  Penempatan stratejik. Manajemen biaya stratejik merupakan penggunaan informasi biaya untuk mengembangkan dan mengidentifikasikan strategi yang lebih baik yang akan menghasilkan keunggulan kompetitif yang berkesinambungan.
v  Kerangka kerja Rantai Nilai
ü  Rantai Nilai Internal: merupakan rangkaian aktivitas yang diperlukan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan & mendistribusikan produk dan jasa kepada pelanggan

ü  Rantai Nilai Industri: merupakan rangkaian aktivitas penciptaan nilai yang terhubung mulai dari bahan baku mentah sampai dengan pembuangan produk akhir oleh pengguna akhir.
Dalam pengelolaan rantai nilai, seorang akuntan manajemen harus mampu memahami berbagai fungsi bisnis, dari manufaktur sampai dengan pemasaran. Penekanan pada kualitas ini menciptakan tuntutan atas suatu sistem akuntansi manajemen yang menyediakan informasi keuangan maupun non keuangan tentang kualitas.
5.     Peranan Akuntan Manajemen
Peran seorang akuntan manajemen dalam organisasi adalah sebagai pendukung organisasi. Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi, mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menyiapkan, mengintepretasikan dan mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen untuk pengambilan keputusan. Akuntan manajemen biasanya terlibat secara langsung dalam proses manajemen sebagai anggota penting dalam tim manajemen, misalnya sebagai kontroler (kepala bagian akuntansi) dan manajer akuntan biaya. Akuntan manajemen bertugas membantu orang-orang lini (line position), yaitu pihak yang bertanggungjawab langsung dalam melaksanakan tujuan dasar organisasi, misalnya manajer bagian produksi. Dalam hal ini, akuntan manajemen berada dalam posisi staff (staff position), yaitu posisi yang mendukung tugas lini dan tidak bertanggungjawab langsung terhadap tujuan dasar organisasi.

6.     Perilaku Etis bagi Akuntan Manajemen
Akuntan manajemen bertugas untuk membantu tugas manajer dalam usaha mereka untuk meningkatkan kinerja ekonomik perusahaan. Namun tujuan tersebut harus dicapai melalui cara-cara yang sah dan etis. Sistem akuntansi manajemen dapat dimanfaatkan oleh manajer untuk mendukung perilaku tidak etis yang mungkin dilakukannya. Oleh karenanya akuntan manajemen harus berpegang pada suatu kode etik yang akan berperan sebagai kendali dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Nilai-nilai dasar yang dijadikan dasar dalam penyusunan standar etika bagi akuntan, antara lain: kejujuran, integritas, komitmen terhadap janji, kesetiaan, keadilan, kepedulian terhadap sesama, penghargaan terhadap orang lain, kewarganegaraan yang bertanggung jawab, pencapaian kesempurnaan, dan akuntabilitas/tanggung jawab.
Institute of Management Accountants (IMA) telah memberikan panduan terkait dengan standar etis dan penyelesaian konflik etis. Standar etika perilaku bagi akuntan manajemen dijelaskan dalam empat kriteria berikut ini:
a.         Kompetensi
·         Menjaga tingkat kompetensi profesionalitas yang memadai
·         Melaksanakan tugas-tugas profesional sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis yang berlaku
·         Menyiapkan laporan dan rekomendasi yang lengkap serta jelas setelah melakukan analisis yang benar
b.      Kerahasiaan
·         Menahan diri untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia yang diperoleh, kecuali diharuskan secara hukum
·         Memberitahukan kepada bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang berkenaan dengan tugas-tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan tersebut
·         Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia secara tidak etis dan melawan hukum, baik secara pribadi maupun melalui pihak ketiga
c.    Integritas
·         Menghindarkan diri dari konflik kepentingan dan mengingatkans semua pihak tentang potensi konflik
·         Menahan diri dari pelaksanaan kegiatan yang akan menimbulkan keraguan akan kemampuannya untuk melakukan tugasnya secara etis
·         Menolak setiap pemberian, penghargaan dan tanda mata yang dapat mempengaruhi tindakan
·         Menahan diri untuk tidak melakukan campur tangan terhadap legitimasi organisasi, baik secara aktif maupun pasif
·         Mengakui dan mengkomunikasikan keterbatasan pribadi dan profesional
·         Mengkomunikasikan informasi yang baik maupun buruk dan penilaian atau opini profesional
·         Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang dapat merugikan profesi
d.    Objektifitas
·         Mengkomunikasikan informasi secara adil dan objektif
·         Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan oleh manajemen
IMA juga memberikan panduan tentang penyelesaian konflik yang berkaitan dengan masalah etis, yaitu sebagai berikut:
1.         Mengikuti kebijakan yang telah ditentukan
2.         Untuk konflik etis yang tidak terselesaikan:
·         Mendiskusikan konflik dengan atasan langsung atau manajer tertinggi lainnya yang tidak terlibat konflik
·         Mengacu pada Sarbanes Oxley Act (SOA)2002)untuk memberikan perlindungan hukum terhadap tuduhan kesalahan manajemen perusahaan
·         Jika atasan langsungnya adalah CEO (direkur utama), pertimbangkan untuk melibatkan dewan direktur atau komite audit
·         Tetap memelihara kerahasiaan, kecuali dminta secara hukum
·         Membahas masalah dalam diskusi yang sifatnya rahasia dengan penasihat yang objektif
·         Berkonsultasi dengan pengacara/penasihat hukum tentang masalah-masalah yang berhubungan dengan hukum
·         Pilihan terakhir adalah mengundurkan diri dari pekerjaan
Masalah etis bukanlah suatu perkara yang bisa kita sepelekan. Standar etis dalam bisnis merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menjaga kelancaran fungsi ekonomi. Tanpa adanya standar etis dalam bisnis, perekonomian dan semua pihak yang berkepentingan padanya (untuk penyediaan barang, jasa, dan pekerjaan) akan mengalami kerugian. Mengabaikan etika bisnis akan mengakibatkan semakin rendahnya kualitas hidup yang ditandai dengan semakin mahalnya harga dan sedikitnya jumlah barang dan jasa yang tersedia.

7.           Sertifikasi
Ada tiga bentuk sertifikasi utama yang tersedia bagi akuntan manajemen, yaitu: CMA (Certified Management Accountant), CPA (Certified Public Accountant) dan CIA (Certified Internal Accountant). CMA adalah sebuah sertifikasi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus bagi akuntan manajemen. Penghargaan terhadap CMA terus meningkat dan sertifikasi tersebut sekarang sangat diakui oleh dunia industri. CPA merupakan sertifikasi yang paling tua dan paling terkenal dalam akuntansi, diharuskan bagi akuntan yang menjadi auditor eksternal. Meskipun tidak berorientasi pada akuntansi manajemen, namun CPA banyak dimiliki oleh akuntan manajemen. CIA merupakan sertifikat bagi auditor internal, penting dan juga diakui dalam dunia industri.

No comments:

Post a Comment